“Dari 997 orang yang diamankan, sebanyak 582 merupakan orang dewasa dan 415 anak di bawah umur,”
Surabaya (ANTARA) – Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mengamankan 997 orang dalam pengungkapan kasus unjuk rasa anarkis di wilayah hukum setempat sejak 29 Agustus hingga 16 September 2025.
“Dari 997 orang yang diamankan, sebanyak 582 merupakan orang dewasa dan 415 anak di bawah umur,” kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Polisi Nanang Avianto di Surabaya, Kamis.
Dari jumlah itu, 682 orang dipulangkan sedangkan 315 orang lainnya masih menjalani proses hukum.
“Memang ada yang dipulangkan karena anak di bawah umur, dan tentunya kami akan menyerahkan langsung kepada orang tua. Karena hampir semuanya orang tua tidak pernah tahu kegiatan anak-anaknya,” ujarnya.
Kapolda menambahkan pihak kepolisian sudah memberikan pemahaman kepada para orang tua agar lebih bijaksana dalam mendampingi anak-anak mereka di lingkungan sekitar.
“Ini sangat disayangkan sekali, hal-hal yang tentu mengecewakan daripada orang tuanya karena melihat anaknya terlibat di peristiwa ini. Saya yakin semua orang tua akan sayang setelah dapat anaknya kembali,” katanya.
Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat, khususnya generasi muda, agar bijak dalam menggunakan media sosial di tengah derasnya arus informasi melalui teknologi informasi.
“Berbijaksanalah di dalam penggunaan media sosial karena kita tahu bahwa sekarang ini dengan adanya IT di tangan kita, apapun bisa cepat sekali menyebar. Dan pada saat itulah kita harus bijaksana untuk melihat mana yang positif, mana yang negatif,” katanya.
Menurut dia, kasus demo anarkis yang melibatkan ratusan anak di bawah umur ini menjadi pelajaran berharga agar peristiwa serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.
“Supaya tidak membawa dampak di belakang hari. Dan ini sudah terjadi, ini suatu proses pembelajaran yang mahal supaya tidak terjadi lagi,” ujar Nanang.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.