Bappenas beberkan cara penilaian UNESCO saat kunjungi Geopark Toba



Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas membeberkan cara asesor UNESCO melakukan penilaian usai mengunjungi Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba yang dijadwalkan tanggal 21-25 Juli 2025.

“Yang mencatatkan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi pada hari pertama pasti bagus. Tapi, memang bagus untuk hasil agenda hari pertama, sudah kita siapkan dan cek minggu lalu,” kata Direktur Sumber Daya Energi Mineral Pertambangan Bappenas Togu Santoso Pardede saat dihubungi ANTARA, Kamis.

Togu menjelaskan bahwa inti dari penilaian itu yakni pada Jumat (25/7) pagi, dua asesor UNESCO akan memberikan catatan selama melakukan kunjungan dan membedah dokumen yang dikirim oleh pemerintah layaknya sidang ujian.

Baca juga: Kartu hijau UNESCO bantu gerakkan perekonomian warga Sumut

Setelah itu, laporan dari para asesor akan dibawa ke sidang dewan di Chili untuk dibahas oleh anggota UNESCO pada September mendatang.

Merujuk pada situs resmi UNESCO, disebutkan bahwa Dewan Taman Bumi Global UNESCO terdiri dari dua belas anggota biasa yang memiliki hak suara. Mereka ditunjuk oleh Direktur Jenderal UNESCO berdasarkan rekomendasi dari Jaringan Taman Bumi Global (GGN) dan negara anggota.

“Mereka seperti dewan guru besar persidangan yang memutuskan apakah nantinya akan memberi kartu hijau atau kuning,” ucap Togu.

Secara terpisah, Direktur Destinasi Pariwisata Badan Pelaksana Otorita Danau Toba Fritz Rudolf Nababan menyebut per hari ini, hasil evaluasi belum dapat dibagikan walaupun di beberapa media ada yang mengabarkan jika air danau menjadi keruh saat para asesor berkunjung.

Asesor masih memiliki sejumlah tempat untuk dinilai. Pada Kamis (24/7), mereka dijadwalkan akan mengunjungi Kabupaten Karo dan Kabupaten Dairi.

Dia meminta masyarakat untuk tidak termakan kabar bohong karena hal itu merupakan fenomena alam yang terjadi akibat musim kemarau disertai ombak yang besar sehingga mengangkat sedimen dasar danau yang membuat keruh.

“Hal ini dikarenakan kemarau panjang yang melanda Sumatra Utara,” ujar Fritz.

Sementara itu, Kepala Dinas Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Yuda Pratiwi Setiawan menyatakan bahwa Geopark Kaldera Toba banyak memperoleh penilaian positif dari para asesor.

Pemerintah daerah dan lembaga terkait Geopark Kaldera Toba pun banyak mendapatkan masukan dari UNESCO. Misalnya, evaluator Jose Brilha dari Portugal memberikan masukan dengan memperkuat perlindungan warisan geopark, seperti formasi bebatuan, lokasi bersejarah dan material geologi lainnya.

Hal itu menjadi dorongan bagi pemerintah provinsi, tujuh pemerintah kabupaten se-kawasan Danau Toba dan lembaga lainnya untuk mengelola Geopark Kaldera Toba lebih baik lagi.

Baca juga: Geopark Kaldera Toba peroleh banyak nilai positif dari UNESCO

Baca juga: Wamenpar perkuat kolaborasi pemda bidik lagi Green Card UNESCO Toba

Baca juga: DPR apresiasi Kemenpar benahi Geopark Toba sesuai anjuran UNESCO

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.



https://dataharian.site/