Istanbul (ANTARA) – Perdana Menteri Kamboja Hun Manet pada Kamis meminta “intervensi segera” ASEAN untuk mengatasi ketegangan yang semakin meningkat di perbatasan Kamboja-Thailand.
“Karena situasi yang terus berkembang secara mengkhawatirkan hari ini, saya telah meminta Yang Mulia Anwar Ibrahim untuk segera mengintervensi demi menghentikan eskalasi ketegangan antara angkatan bersenjata Thailand dan warga sipil Kamboja dengan mempertahankan status quo,” kata Hun Manet di media sosial X.
Hal tersebut disampaikan Hun Manet seusai berbincang via telepon dengan PM Anwar Ibrahim dari Malaysia yang tahun ini memegang keketuaan ASEAN.
Sementara di hari yang sama, PM Thailand Anutin Charnvirakul menyatakan bahwa angkatan bersenjata Thailand telah diberi wewenang untuk mengambil keputusan terkait ketegangan di perbatasan Thailand-Kamboja, demikian laporan Thai PBS.
Otoritas Kamboja melaporkan bahwa 24 warganya cedera pada Rabu akibat bentrokan dengan tentara Thailand yang memasang pagar kawat berduri di sepanjang garis perbatasan.
Pihak Thailand kemudian mengkonfirmasi bahwa sejumlah pejabatnya juga terluka dalam insiden tersebut.
Kamboja dan Thailand saat ini berada dalam fase gencatan senjata setelah kesepakatan tercapai pada 28 Juli lalu untuk menghentikan konflik bersenjata akibat sengketa perbatasan yang mengakibatkan puluhan orang dari kedua negara bertetangga tersebut tewas maupun cedera.
Kedua negara tersebut juga menyepakati kesepakatan 13 poin pada 7 Agustus lalu, yang salah satu poinnya adalah mengizinkan pengamat ASEAN untuk memantau implementasi gencatan senjata di sepanjang perbatasan yang disengketakan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: 24 warga Kamboja terluka dalam bentrok dengan tentara Thailand
Baca juga: Komite perbatasan Kamboja-Thailand sepakat jaga perdamaian
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.