Kendala yang ditemukan petugas di lapangan adalah akses menuju lokasi dan sumber air yang sulit didapat…
Jambi (ANTARA) – Kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di Desa Gambut Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, yang masih terbakar sampai saat ini belum bisa dipadamkan karena terkendala sumber air dan sulitnya akses petugas menuju medan lokasi kejadian.
“Kebakaran terjadi sejak beberapa hari lalu berdasarkan laporan warga dan saat ini kita sudah menurunkan tim ke lokasi karhutla di Desa Gambut Jaya untuk bergabung dengan TNI-Polri, BPBD, Satgas Karhutla Jambi, dan warga, serta perusahaan setempat, untuk memadamkan api,” kata Kepala Daops Manggala Agni Muaro Jambi Sandy Prabowo di Jambi, Selasa.
Untuk saat ini, kata dia, kondisi di lapangan api masih menyala dan seratus personel gabungan masih terus melakukan pemadaman api atas lahan gambut tersebut.
Baca juga: Satgas Karhutla Tanjabbar padamkan api bakar lima hektare di Betara
“Kendala yang ditemukan petugas di lapangan adalah akses menuju lokasi dan sumber air yang sulit didapat, selain itu kebakaran lahan yang luas menjadi kendala utama saat ini dalam memadamkan api serta kepungan asap sangat banyak dilokasi kejadian,” katanya.
Saat ini Tim Satgas Karhutla Jambi sudah berkoordinasi ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan perusahaan PT WKS untuk melakukan water bombing lahan di Desa Gambut Jaya.
“Sampai saat ini Manggala Agni mencatat lahan dan hutan yang terbakar masih didominasi oleh lahan gambut, seperti di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjungjabung Barat, dan Batang Hari,” kata Sandy Prabowo.
Baca juga: Pemprov Jambi minta bantuan helikopter BNPB pantau titik api
Sementara itu BMKG Provinsi Jambi mencatat telah terjadi peningkatan suhu panas di wilayah Jambi dalam beberapa pekan terakhir, dimana suhu maksimal tercatat mencapai 35 derajat Celsius pada 16 Juli 2025.
“Dalam sepekan ini kami mencatat suhu udara saat ini berkisar 31-35 derajat Celcius, meskipun masih tercatat masih normal saat musim kemarau di Jambi, namun suhunya dirasakan lebih panas oleh masyarakat karena intensitas matahari yang tinggi dan tutupan awan berkurang,” kata Ketua Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Jambi Nabila.
BMKG Jambi juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak puncak musim kemarau, termasuk risiko karhutla.
Baca juga: Tahura Sultan Thaha Syaifuddin di Batang Hari Jambi terbakar
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.